Selamat Datang

Web Site Indonesia Rumah Ternak yang merupakan Group dari Indonesia Rumah Aqiqah, View Land, Tumbuh Comunity. Kami merupakan usaha dalam bidang Agribisnis.

Kantor pusat kami berada di malang, sedangkan peternakan kami berada di malang dan batu. Usaha yang kami kembangkan bergerak dalam bidang Agro dan sekarang masih bergerak dalam peternakan kambing dan sapi. Untuk Perkebunan yang kami tawarkan merupakan perkebunan Apell.

Kami membuka peranserta masyarakat luas dalam bantuan modal, dimana agar perkembangan usaha yang ada semakin berkembang. Sistim yang kami terapkan bagi pemodal adalah dengan sisitim bagi hasil yang di tetapkan di awal perjanjian.

JAYALAH PETERNAKAN INDONESIA

CO.CC:Free Domain

Pilihan Pekebun Cari Untung


Pilihan Pekebun Cari Untung


Setiap 5 hari kesibukan terlihat di kebun Warso di Desa
Karangnongko, Mojosongo, Boyolali. Waktu itu ia menuai 3 ton
pepaya dari lahan seluas 1,5 ha. Dari hasil panen itu sang kepala
desa mengantungi keuntungan Rpl4-juta pada tahun pertama
produksi. Keuntungan terus berlipat hingga tanaman diremajakan
umur 3 —5 tahun. Makanya ia mantap berujar, " Tanam pepaya
lebih menguntungkan ketimbang lombok."

Harga cabai yang fluktuatif dan biaya produksi kian meroket memantapkan niat pria tinggi kurus itu untuk hijrah menanam pepaya pada 1999. Hitung-hitungan di atas kertas, 1 ha cabai membutuhkan biaya Rp35— 40juta. Bila harga sedang baik—Rp6.000 per kg—usai panen diperoleh keuntungan Rp36-juta per musim. Namun, begitu harga jatuh—Rp 1.500 per kg—kerugian mencapai Rp20,8-juta.
Belum lagi Capsicum annum itu butuh perawatan intensif: lahan bermulsa, pemupukan rutin, dan pemberantasan hama penyakit secara berkala. Tanpa itu, jangan harap pohon berproduksi maksimal 0,8—lkg.
Biaya Pingan, langsung untung
Bandingkan dengan pepaya. Warso cukup membenamkan modal Rpl8-juta per 1,5 ha pada tahun pertama. Pada umur 10—11 bulan buah sudah bisa dipetik dengan interval 5—10 hari. Semakin tua pemetikan kian sering karena produksi per pohon meningkat. Pada umur 2 tahun atau setahun setelah panen perdana, diperoleh keuntungan Rp20-juta per tahun. Keuntungan terus berlipat tahun berikutnya karena pekebun tinggal memanen tanpa mengeluarkan biaya berarti.
Perawatan pun terbilang mudah. Pekerjaan berat dilakukan pada saat pengolahan lahan dan penanaman. Pcmbcrian pupuk kandang bersamaan dengan penanaman. Selang 45 hari diberi pupuk Urea, TSP, dan KC1 yang diulang sebulan sekali hingga panen pertama. "Setelah berbuah umumnya tanaman hanya diburabun tanpa pemupukan dan penyemprotan hama penyakit," kata Sri Waluyo, pekebun dan pembibit di Desa Jomboran, Mojosongo, Boyolali.
Menanam pepaya pun bisa disambi pekerjaan lain. Bila tak sedang memanen, Soleh, pemilik 100 pohon di Desa Pasirgaok, Bogor, hanya datang ke kebun pada pagi hari. Selesai membumbun, menyiangi, atau menyiram tanaman pada pukul 10.00 ia membawa sepeda motor ke pangkalan ojek.
Makanya sejak 2 tahun terakhir sebagian besar lahan cabai di Boyolali beralih menjadi kebun pepaya. Apalagi lahan tanah berpasir di sana cocok untuk penanaman kates. Tembakau yang scmula banyak diusahakan pun mulai ditinggalkan. Penanaman pepaya terpusat di 3 desa di Kecamatan Mojosongo, yaitu Jomboran, Karangnongko, dan Butuh. Rata-rata satu keluarga memiliki 300 pohon. Tak heran bila di sepanjang jalan Boyolali—Solo atau Boyolali—Klaten terhampar kebun-kebun pepaya. Penduduk setempat menyebutnya pepaya thailand, meski sosok pohon dan buah mirip varietas cibinong alias pepaya bangkok.
Usaha pembibitan pun ikut berkembang. Setiap musim tanam Sri Waluyo menyediakan minimal 70.000 bibit pepaya siap tanam. Bibitsetinggi 12 cm dijual Rp300 per batang; ukuran 20 cm, Rp500.
Pembeli datang
Carica papaya juga jadi pilihan para petani di Bogor, Malang, dan Blitar. Penanaman pepaya hawaii di Pontianak dm Singkawang, Kalimantan Barat, terus dipcrluas secara bertahap. Menurut Ir H Fathan A Rasyid, MAg, kepala Dinas Pertanian Kalimantan Barat, pada 2001 terdapat penambahan 50 ha di Pontianak dan 25 ha di Singkawang.
Kepemilikan lahan di Desa Pasirgaok, Kampung Rancasari, Kecamatan Rancabungur—salah satu sentra di Bogor—rata-rata 300-—800 pohon. Kebanyakan yang ditanam papaya cibinong. "Kalau dibandingkan singkong yang semula banyak ditanam petani, hasilnya jauh," tutur Okin Suciadi, pekebun sekaligus pengepul. Padahal umur tanaman hingga siap panen sama, yaitu 10—11 bulan.
Ketela pohon hanya dipanen sekali dengan harga sangat rendah Rp300 per kg. Pepaya dipanen berulang-ulang hingga berumur minimal 3 tahun. Dengan perawatan cukup baik, pada panen pertama selama 3—4 bulan dituai 30—40 kg per pohon. Biaya produksi hingga panen pertama Rp 12.500 per pohon. Bila harga Rp500 per kg diperoleh pendapatan minimal Rp 15.000 atau laba Rp2.500 per pohon. Artinya, modal langsung tertutupi.
Pekebun tak khawatir buah tidak terserap pasar. "Bandar dan bakul dari berbagai kota—termasuk Jakarta-—datang sendiri ke sink Semakin Iuas penanaman pembeli semakin banyak," kata Warso. Begitu pembeli datang, buah dipanen, ditimbang, dan dibayar.
Setiap hari Sri Rejeki-—pengepul di Desa Jomboran, Mojosongo, Boyolali-b e r k e 1 i 1 i n mencari pepaya ke 3 desa. Pepaya dibeli Rp 1.200— Rp 1.300 per buah. Di sana umumnya kates memang dijual per satuan, bukan kiloan. Ibu 3 anak itu lantas menjual pada
pedagang antarkota dan kakilima sepanjang ruas jalan Teras—Boyolali Rp 1.500 per buah. Di sana ada 110 pemilik jongko yang khusus menjajakan pepaya. Jongko milik Pursaidi, misalnya mampu menjual 10— 20 buah—tergantung ramai-tidaknya pengguna jalan-—seharga Rp 1.500—-Rp2.000 per buah.
Sri juga rutin memasok pepaya ke sebuah pondok pesantren moderen di Indramayu 2 kali seminggu. Sekali pengiriman 1.200 buah berkulit mulus, bobot 2,5 kg, dan sudah bersemburat kuning. Buah tak layak jual segar, seperti kulit rusak diserap, industri pengolahan saus. Harganya lumayan, Rp500 per buah.
Kcmudahan pemasaran juga dirasakan Soleh. Pemuda tanggung itu memperoleh harga Rp500 per kg dari pengepul desa yang datang mengambil 10 hari sekali. Kebun Syamsulbahri di Ciapus, Bogor, pun rutin disambangi pengepul sekali seminggu meski lahan terpencil. Ia terpaksa menolak permintaan 10 ton per hari karena baru bisa memanen 4 ton per minggu.
Pasar terbuka
Mudahnya pekebun menjual hasil panen lantaran pepaya selalu terserap pasar. Yohannes, pekebun di Sianten Hulu, Pontianak, cukup menjajakan pepaya hawaii dari kebun sendiri di pinggir jalan depan rumah. Sekilo pepaya berisi 5—6 buah laku Rpl.500—Rp2.500. Rata-rata 1 ton ludes dalam seminggu.
Abdul Wahid, pengepul di Malang, membutuhkan 3—4 truk setara 12,6—17,2 ton per hari untuk memasok bandar di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur. Yang diminta pepaya bangkok super berbobot 2—4 kg. Untuk memenuhinya ayah 2 anak itu mcngebunkan sendiri seluas 5 ha dan menjalin kcmitraan dengan 300 petani. Kemitraan juga dilakoni H Yahya Ghazali supaya bisa menjamin pasokan 1 truk per hari pada bandar di Pasar Baru, Bekasi dan Tanahabang, Jakarta Pusat.
"Sebenarnya permintaan banyak sekali, pasar Jakarta masih bisa menampung Iebih banyak," tutur Wahid. Banyak bandar, misal di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, belum bisa dilayani mantan pedagang jeruk itu. la berharap tahun depan bisa mengirim 5—6 truk per hari. Tambahan pasokan diperoleh dari perluasan lahan milik sendiri dan mitra.
Budi Santoso "angkat tangan" memenuhi permintaan 6 truk pepaya dari beberapa bandar besar di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta. Pasalnya, untuk memasok pelanggan di Bandung, Pamanukan, Brebes, Losari, Cirebon, dan Karawang 4 truk per hari saja, pekebun dan pengepul di Desa Bendo Tugurante, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, itu sampai harus "mengikat" mitra dengan pinjaman modal.
Memang pada akhir tahun serapan pasar cenderung turun karena masuknya buah-buahan tahunan, seperti mangga, durian, dan rambutan. "Tapi tidak jadi masalah karena biasanya bulan 11—12 pepaya memang hampir ngga ada buahnya," kata Wahid. Panen raya jatuh pada Juni—September saat kemarau dan pepaya banyak dicari.
Mudah ditipu
Manisnya mengusahakan pepaya bukan tanpa kendala. Produksi pepaya hawaii di Pontianak dan Singkawang menurun pada periode 1999—2000. Itu akibat serangan penyakit—didugapapaya ring spot virus—yang mematikan. Umur produksi pepaya menjadi sangat pendek— 2 tahun, padahal biasanya A—5 tahun.
Akibatnya pasokan ke Jakarta mandeg. "Padahal waktu itu pepaya pontianak sangat disukai konsumen Jakarta," papar Ir Uray Ramly, kasie Pengembangan Produksi Hortikultura, Subdin Bina Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian Kalimantan Barat. Permintaan akhirnya dipenuhi pekebun di Lampung dan Jawa Barat.
Sembarang menggunakan bibit menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit mati bujang. Tanaman remaja mula-mulakeringlalumati. "Itu biasanya karena petani menggunakan bibit hasil buatan sendiri dari pohon induk yang belum cukup umur," kata Okin Suciadi. Padahal petani sudah mengeluarkan biaya perawatan Rp 12.500 per pohon—untuk bangkok. Agar petani tak mewgi, bibit diambil dari pohon induk berumur minimal 3 tahun.
Preferensi konsumen pun perlu dipertimbangkan. Okin akhirnya menebang tanaman pepaya hawaii lantaran kurang digemari. Sebaliknya, pengembangan bangkok di Pontianak tidak berjalan karena daya serap pasar setempat kurang. Bila dikirim ke Jakarta tidak mampu bersaing dalam harga dan kualitas dengan bangkok asal Jawa.
Pedagang pun tak selamanya beruntung. "Bandar di pasar banyak yang hanya sewa lapak. Setelah 2—3 kali barang dikirim, ia kabur entah ke mana," keluh Budi Santoso. Padahal, jarang ada bandar yang langsung membayar lunas—' makanya pengepul harus bermodal besar. Piutang jutaan rupiah yang tak tertagih bukan sekali ia alami.
Pepaya eksklusif
Namun, bila kendala itu bisa diatasi mengusahakan pepaya layak jadi pilihan. "Pasar terjamin, perawatan enteng, tapi menguntungkan," tegas Warso. Keuntungan pekebun semakin berlipat bila yang ditanam pepaya eksklusif. Okin menikmati harga Rp2.000 per kg dari penjualan pepaya kalifornia. Anggap panen buah pertama selama 3-4 bulan mencapai 30 kg per pohon. Berarti diperoleh pendapatan Rp60.000 per pohon atau laba senilai Rp45.000 setelah dikurangi biaya perawatan Rpl5.000. Padahal setiap minggu ia memanen 5—6 kuintal dari 700 pohon.
Pemasaran pun sangat mudah karena jarang yang mengusahakan. JK Soetanto baru sanggup memasok 2 ton kahfornia per hari untuk Matahari, Superindo, Hero, dan Diamond. Permintaan dari hypermarket Carrefour sementara belum dilayani karena terbatasnya produksi.
Pepaya eksklusif juga dibidik Eric Wiraga. Pekebun di Subang itu menanam pepaya asal Taiwan. Hasil panen diambil pengepul dari Bandung Rp3.000 per kg. Untuk menekan serangan hama ia berencana menanamnya di dalam greenhouse. (Evy Syariefa/Peliput: Karjono dan Fendy RP)
*) disadur dari Majalah Trubus

Kirim Artikel & Berita

Jenis :
Nama:
Alamat :
Email Address:
Pekerjaan :
Usaha Agro Peternakan
Pertanian
Perikanan
Perkebunan
Keterangan :

form creator

UPDATE HARGA KOMODITI PETERNAKAN

Jenis :
Nama:
Alamat :
Email Address:
Pekerjaan :
Usaha Agro Peternakan
Pertanian
Perikanan
Perkebunan
Keterangan :

form creator

PASANG IKLAN FREE

Jenis :
Nama:
Alamat :
Email Address:
Pekerjaan :
Usaha Agro Peternakan
Pertanian
Perikanan
Perkebunan
Keterangan :

form creator

Form Penyusunan Ransum Ternak

Nama:
Alamat:
Kota :
Email :
Usaha Peternakan :
Lokasi Peternakan :
Jenis Formulasi Ruminasia
Unggas

Untuk Ternak Ruminasia ( 1-6 dalam kolom di atas )

Jenis Ternak Ruminansia :
Bobot Badan : (Untuk Ruminasia)
Sex Ternak :(Untuk Ruminasia) Jantan
Betina

Untuk Ternak Unggas ( 7-16 dalam kolom di atas )

Jenis Unggas : (Untuk Unggas)

Daftar Bahan Pakan

Di lihat Tabel Yang Telah Tersedia " Isikan nomernya saja"

Bahan Pakan 1 :
Komposisi :
Harga :
Bahan Pakan 2 :
Komposisi :
Harga :
Bahan Pakan 3 :
Komposisi :
Harga :
Bahan Pakan 4 :
Komposisi :
Harga :
Bahan Pakan 5 :
Komposisi :
Harga :
Bahan Pakan 6 :
Komposisi :
Harga :
Keterangan :

== SELAMAT MENCOBA ==

Kami Akan Kirimkan Formulasi Lengkap Anda Paling Lambat 1 Minggu Setelah anda mengisi Form Formulasi Pakan

untuk hasil klik di sini

http://pbpirt.blogspot.com/

* Ingat Cek Daftar Tabel yang tersedia


Free email forms

  ©Indonesia Rumah Ternak - Jayalah Agribisnis Indonesia.

Desain Dari Zon Anugera | ATAS